Sabtu, 27 September 2008

Halal Bi-Halal/Silaturrahim Akbar LDK Se-Banten

Mohon Delegasi Halal Bi-Halal/Silaturrahim Akbar LDK Se-Banten

Yang Terhormat,
Ketua LDK Se-Banten
Di
Tempat

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Tiada Simpuh kata yang membawa kebahagiaan dan ketenangan, selain kata yang terpatri dalam diri terhatur dalam pujian syukur terpanjat Kehadirat Allah yang Maha Ghofur. Sholawat serta salam semoga senantiasa Allah curahkan atas junjungan kita Sang Revolusioner sejati yakni Nabi Muhammad SAW.

Berkenaan dengan akan dilaksanakannya Halal Bi-Halal/Silaturrahim Akbar LDK Se-Banten yang merupakan program kerja Pusat Komunikasi Daerah (Puskomda) FSLDK Daerah Banten, Maka kami mengharapkan kepada Akhie/Ukhtie untuk dapat mengirimkan utusan dari setiap institusi Minimal 4 Orang. Adapun acara ini akan dilaksanakn pada :

Hari/Tgl : Sabtu, 11 September 2008
Waktu : Pukul 08.30-12.00 WIB
Tempat : Gedung Walikota Serang
Acara :
- Silaturrahim & Konsolidasi LDK Se-Banten
- Pembentukan Kepengurusan di setiap puskom
- Sosialisasi hasil Puskomdays

Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, besar harapan kami Antum bisa hadir tepat waktu, atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan banyak terimakasih.

Nashrumminallhi wa fathun Qarieb..
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Serang, 25 September 2008
Badan Pengurus Harian PUSKOMDA
Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Se-Banten
Periode 2008-2009



SYARIEF HIDAYATULLAH
Sekretaris Jenderal

MEMED MAHBULLAH
Ketua


NB : Untuk kepastian jumlah peserta, di mohon konfirmasinya sebelum tanggal 10 Oktober 2008. Untuk konfirmasi hub : 08170828426, 085280508136

Rabu, 27 Agustus 2008

Titik es dalam hati

Renungankanlah kawan!!!!

Di sebuah perusahaan rel kereta api ada seorang pegawai, namanya nick. Dia sangat rajin bekerja, dan sangat bertanggung jawab, tetapi dia mempunyai satu kekurangan, yaitu dia tidak mempunyai harapan apapun terhadap hidupnya, dia melihat dunia ini dengan pandangan tanpa harapan sama sekali.

Pada suatu hari semua karyawan bergegas untuk merayakan ulang tahun bos mereka, semuanya pulang lebih awal dengan cepat sekali. Yang tidak sengaja terjadi adalah Nick terkunci di sebuah mobil pengangkut es yang belum sempat dibetulkan. Nick berteriak, memukul pimtu dengan keras, semua orang di kantor telah pergi merayakan ulang tahun bosnya, maka tidak ada yang mendengarnya.

Tangannya sudah sangat merah kebengkak – bengkakan memukul pintu mobil itu, suaraanya sudah serak akibat berteriak terus, tetapi tetap tidak ada orang yang memperdulikannya, akhirnya dia duduk di dalam sambil menghelakan nafas yang panjang. Semakin dia berfikir semakin dia merasa takut, dalam hatinya dia berfikir: “dalam pengangkut es suhunya pasti dibawah 0 derajat, kalau dia tidak segera keluar dari situ, pasti akan mati kedunginan. Dia terpaksa dengan tangan yang gemetar, mengeluarkan secarik kertas dan sebuah pulpen dari sakunya, danmenulis surat wasiat.

Keesokan harinya, semua karyawan pun dating bekerja. Mereka membuka pintu mobil pengangkut es tersebut, dan sangat terkejut menemukan nick yang terbaring di dalam. Mereka segera mengantarkan nick untuk ditolong, tetapi dia sudah tidak bernyawa lagi.

Namun, yang mereka kagetkan adalah listrik untuk menghidupkan mesin itu tidak dihubungkan. Dalam mobil yang besar itu juga ada cukup oksigen untuknya. Yang paling mereka herankan adalah suhu dalam mobil itu hanya 28 derajat saja, tetapi nick malah mati “kedinginan”!!!

Nick bukanlah mati karenasuhu dalam mobil terlalu rendah, dia mati karena titik es di dalam hatinya.. Dia sudah menghakimi dirinya sebuah hukuman mati, bagaimana dapat hidup terus?

*****

Sekarang, mari kita transfer cerita di atas kepada kondisi Indonesia saat ini. Kita sering memvonis bangsa kita sebagai ‘bangsa tempe’, ‘bangsa kuli’, ‘bangsa para koruptor’ dan sebagainya. Tidakkah kita terlalu pesimis dengan diri kita sebagai bangsa Indonesia? Secara tidak sadar kita telah menghakimi diri kita lemah dan tidak berguna, sehingga kesadaran palsu (fake consciousness) tertanam dalam benak kita bahwa memang demikianlah kita.

Hari kebangkitan nasional memang sudah terlewati. Namun, esensi dari kebangkitan itu tidak akan pernah berakhir dan tak boleh terlewatkan. Maka, mulai sekaranglah berhenti memvonis negative diri dan bangsa kita. Mulailah berhenti memvonis lemah diri kita. Bangkitlah!! !!!!

Yakinkan bahwa kita adalah ‘bangsa besar’,’ bangsa beradab’. Mulailah untuk meyakinkan diri kita, Karena tujuan tidak dapat dicapai tanpa keyakinan. (www.kotasantri. Com)

Sabtu, 09 Agustus 2008

Hidup adalah anugerah

Pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah.

Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Hidup adalah anugerah

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar -
Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu -
Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu -
Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu -
Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu -
Ingatlah akan seseorang yang begitu mengaharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai -
Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.

Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh -
Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu -
Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain -
Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu -
Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan, isilah itu.

Dan yang terpenting, syukurilah, apa pun itu.

NIKMATILAH SETIAP SAAT DALAM HIDUPMU, KARENA MUNGKIN ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI!

Beruntungnya Jadi Umat Akhir Zaman

Republika Online - Kita pun harus seperi rubah; mampu memanfaatkan posisi dengan baik, jeli melihat kesempatan, dan mau belajar dari kesalahan orang lain, hingga tidak terjerumus ke lubang yang sama.

Alkisah singa, serigala, dan rubah berburu bersama-sama. Mereka berhasil menangkap sapi gunung, kambing, dan kelinci gemuk. Meskipun singa merasa malu terlihat bersama srigala dan rubah, ia memaksakan diri untuk bergabung bersama mereka.

Sementara itu, serigala dan rubah menunggu singa membagikan hasil buruannya dengan adil. Namun, singa meminta serigala melakukan tugas membagikan hasil buruan. Serigala yang sudah merasa lapar, berkata, "Wahai raja hewan, sapi liar itu bagianmu. Aku akan memakan kambing dan rubah makan kelinci".

Singa marah sekali mendengarnya. Ia berkata pada serigala, "Lancang sekali kamu berkata demikian! Di depanku beraninya kamu berbicara tentang aku dan kamu!". Dengan satu pukulan saja, singa membunuh serigala.

Singa lalu berpaling pada rubah dan berkata, "Bagilah hasil buruan ini, lalu kita sarapan".

Rubah yang pandai segera berkata, "Raja terbaik, sapi adalah untuk sarapanmu, kambing untuk makan siangmu, dan kelinci untuk makan malammu".

Singa sangat senang mendengar jawaban dari rubah. Ia berkata, "Rubah, kamu memang bijaksana. Pembagian buruan yang baik sekali. Kamu belajar dari mana?".

Rubah berkata, "Dari apa yang menimpa serigala". Ia pun berkata dalam hatinya, "Syukurlah sang singa bertanya kepadaku setelah kepada serigala. Kalau ia bertanya kepadaku lebih dahulu, aku pasti mengalami nasib yang sama dengan serigala".

Allah SWT menakdirkan kita menjadi umat akhir zaman. Kita lahir, dibesarkan, dan insya Allah akan meninggal setelah Rasulullah SAW dan para sahabat. Sebenarnya ada "kerugian" dan juga "keuntungan" menjadi umat akhir zaman ini. Ruginya, kita tidak termasuk orang yang bertemu langsung dengan Rasul dan para sahabat, tidak bisa berjuang bersama mereka, dan juga tidak dapat merasakan lezatnya zaman keemasan yang dahulu pernah mereka bangun.

Namun, di balik "kerugian" tersebut ada banyak keuntungan yang dapat kita peroleh. Salah satunya kita bisa mencontoh amal-amal baik yang dilakukan umat terdahulu untuk kita amalkan sekarang. Tentu, kita pun bisa belajar dari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan, sehingga kita tidak mengulangi kesalahan serupa saat.

Bahkan, ada satu nilai plus yang tidak dimiliki para sahabat. Mereka beriman karena bertemu langsung dengan Rasulullah SAW. Setiap tindak tanduknya ada dibimbing langsung oleh beliau. Sangat wajar bila mereka beriman. Sedangkan kita, umat akhir zaman, tidak pernah bertemu langsung dengan beliau. Kita hanya membaca dari kisah dan shirah nabawiyyah. Maka, sungguh luar biasa bila manusia akhir zaman beriman pada beliau dalam segala dimensi kehidupannya.

Umar bin Khatthab pernah berkisah. Saya bersama Rasulullah SAW sedang duduk-duduk. Rasul SAW bertanya kepada para sahabat, "Katakan kepadaku, siapakah makhluk Allah yang paling besar imannya?" Para sahabat menjawab, "Para malaikat, wahai Rasul". Nabi SAW bersabda, "Tentu mereka demikian. Dan mereka berhak seperti itu. Tidak ada yang bisa menghalangi itu, karena Allah SWT telah memberikan mereka tempat".

Para sahabat menjawab lagi, "Para Nabi yang diberi kemuliaan oleh Allah SWT, wahai Rasul". Rasulullah SAW bersabda, "Tentu mereka demikian. Dan mereka berhak seperti itu. Tidak ada yang bisa menghalangi itu, karena Allah SWT telah memberikan mereka tempat".

"Wahai Rasul, para syuhada yang ikut bersyahid bersama para Nabi," jawab mereka kembali. Rasul bersabda, "Tentu mereka demikian. Dan mereka berhak seperti itu. Tidak ada yang bisa menghalangi itu, karena Allah SWT telah memberikan mereka tempat".

"Lalu siapa, wahai Rasul?," tanya para sahabat. Lalu Nabi SAW bersabda, "Kaum yang hidup sesudahku. Mereka beriman kepadaku, dan mereka tidak pernah melihatku, mereka membenarkanku, dan mereka tidak pernah bertemu dengan aku. Mereka menemukan kertas yang menggantung, lalu mereka mengamalkan apa yang ada pada kertas itu. Maka, mereka-mereka itulah yang orang-orang yang paling utama di antara orang-orang yang beriman". Subhanallah!

Dari sudut pandang ini sebenarnya Allah SWT sangat memanjakan kita. Betapa tidak, kita tidak perlu bersusah payah mencari-cari kebenaran yang hakiki. Alquran sebagai sumber kebenaran telah ada di hadapan kita. Cara mengamalkannya telah diberikan oleh Rasulullah SAW lewat hadis dan sunnah-sunnahnya. Kalau belum lengkap, kita bisa melihat prilaku para sahabat, ulama, dan orang-orang saleh lainnya. Ajakan untuk berbuat kebaikan pun "berseliweran" di sekitar kita. Apa yang kurang? Tinggal kemauan untuk menggali dan mengeksplorasi saja yang kita perlukan.

Allah SWT pun telah memberikan contoh bagaimana orang-orang yang ingkar. Gambaran kehancuran kaum-kaum yang menolak kebenaran ada di hadapan kita. Allah SWT berfirman, Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut itu, maka di antara umat itu ada orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan. " (QS An-Nahl [16]: 36).

Andaikan boleh berandai-andai. Tidak ada jaminan bagi kita untuk lebih baik bila kita hidup sezaman dengan Rasulullah SAW. Mungkin kita akan menjadi salah seorang penentang dakwah mereka. Sekarang kita bisa lapang dada menerima seruan untuk beriman kepada Allah karena kita lahir dan dibesarkan dalam lingkungan Islam. Namun, apa jadinya kalau kita hidup lima belas abad lalu; satu zaman dan satu tempat dengan Rasulullah SAW, lalu menerima seruan seperti itu? Mungkin kita akan bergabung dengan Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Sufyan, atau kaum kafir Quraisy lainnya untuk menghalangi dakwah Rasulullah SAW.

Kita harus mampu memanfaatkan posisi dengan baik, jeli melihat kesempatan, dan mau belajar dari kesalahan orang lain, hingga tidak terjerumus ke dalam lubang yang sama. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa seorang Mukmin sejati itu tidak mungkin terjerumus ke dalam lubang yang sama dua kali berturut-turut? Wallahu a'lam bish-shawab (ems

Selasa, 17 Juni 2008

Sutradara dan Artis…

Pernahkah anda menonton drama, sinetron dan layar labar…? Jawabannya tentu pernah. Apa judul filmnya ? itu pastinya tergantung dengan selera anda masing-masing. Setiap bulan saya luangkan waktu untuk menonton film-film inspirasional. Persuit Happiness, Goal, Cinderella man, The Gretest Game ever played dan kisah success lainnya. Tentunya andapun punya movie favorit menginspirasikan kehidupan anda.

Apakah yang menyebabkan kita tersanjung terhadap sebuah film…? Mungkin anda akan menjawab “ Isi narasi, cerita dan scenario film tersebut mengisahkan layaknya kehidupan saya “ atau barangkali “ ya karena artisnya cantik dan tampan” bisa jadi anda berargumen “ the story very inspirits me ? ”.

Apa yang anda katakan benar, dan saya mengajak anda untuk melihat sebuah kesuksesan film itu dari konteks anda dan saya. “ Tersanjung, terinspirasi dan mengesankan sebuah film karena saya menonton nya dari awal hingga akhir (Pen.) Bisakah kita mengatakan sebuah kisah layar lebar bagus atau tidaknya dari 30 menit pertama ? Bagaimana kita bisa berpendapat bahwa suatu drama tidak romantis, namun anda hanya menyaksikannya Cuma 10 menit saja ?

Saudara yang Power…

Begitu juga dengan kehidupan kita. Hidup yang sedang anda dan saya jalani, bagaikan sebuah kisah yang diangkat dalam layar lebar. Bagaimana anda bisa mengatakan bahwa diri anda adalah seorang pecundang ? Semenjak kapan anda memutuskan dilahirkan kedunia ini sebagai looser ? Siapa yang berhak mengatakan anda tak pantas menjadi pemimpin ? Hal apa menyebabkan anda mengadjust diri anda sebagai ; pemarah, orang tak bertanggung jawab, penakut, pesismis, miskin dan orang yang lemah ?

Saudara… Kisah ini belum berakhir. Cerita kita belum tamat. Sang sutradara (Allah swt) telah menjadikan manusia sebagai SUPERSTAR. Anda adalah pemeran utamanya. Ada perbedaan bintang layar lebar dan diri kita. Para pemain film, mereka mengetahui naskah dari awal hingga akhir. Namun mereka tidak diberikan wewenang untuk merubahnya.

Sementara kita, dikasih klu akan kehidupan ini. Apakah petunjuk tersebut…?

Pertama ; We are perfect creation.

Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

(QS ; at-tin ; 4)

Selain itu, kita telah terpilih sebagai permeran utamanya. Audisi untuk menjadi bintang diikuti lebih dari 250.000.000 calon pemain. Namun anda dan sayalah yang berhak melakoninya.

Kedua ; The end of movie depend on us

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.

(QS;Ar-Ra’du ; 11)

Film ini akan berakhir happy ending atau selesai dengan sedih, itu semua kita lah yang menentukan. Bukan berarti saya mengatakan tidak percaya dengan TAKDIR tuhan. Kebijaksaan- Nyalah menjadikan takdir kita dirahasiakan. Oleh sebab itu pula, manusia diperintahkan untuk terus berusaha. Sesungguhnya Allah tidak melihat hasil yang kita capai melainkan PROSES yang kita lalui…

“Aku sebagaimana prasangka hambaKu”

(Hadits Qudsi)

Saudara… Anda telah dilahirkan sebagai elang, jadilah elang. Bukan ayam. Kita telah dibentuk menjadi harimau, jadilah harimau. Bukan kucing. Anda telah dipilih untuk berperan sebagai pemenang, bangkit dan jadilah a winner. Bukan a looser. Anda dan saya ditentukan sebagai orang sukses, Jadilah success people. Bukan orang gagal. Anda diciptakan sebagai tokoh bahagia, bertindaklah bahagia. Bukan perilaku sedih.

Selama anda masih bisa melihat mentari terbit dari ufuk timur. Udara segar masih dapat anda hirup. Gerakan detak jantung dan denyut nadi masih anda rasakan. Itu maknanya cerita belum berakhir.

Bila hari ini anda ditolak dalam menawarkan produk. lamaran anda tidak diterima oleh perusahaan, pinangan anda belum disambut oleh mertua. Persentasi anda belum menyenangkan. Nomor peserta anda tidak terlampir didaftar kelulusan SPMB. Nama anda tidak tertulis dalam list beasiswa S1,S2 dan S3. Bisnis anda bangkrut. Uang anda dibawa lari oleh klien. Anda dibohongi oleh teman sendiri. Karyawan anda memurkup dana perusahaan.. BBM naik. Anda di PHK dan difitnah. Itu semua bukan berarti akhir dari segala-galanya.

ikan menjadi kuat karena melawan arus”

“ Karang kuat karena dihantam ombak”

“Kayu yang kokoh karena diterpa angin”

Tsunami menghancurkan bumi serambi mekkah. Saya kehilanggan kedua orang tua, Harta, dan tempat tinggal. Saat itu harta yang saya miliki Cuma sepotong kaos oblong putih dan celana puntung. Bukan maksud menyampaikan lihatlah saya. Namun yang ingin saya katakan, dalam kehidupan ini ; Bahagia, sedih, semangat, depresi, loyo, perasaan menang dan motivasi. Andalah yang menentukannya.

“Perbedaan antara orang sukses dan gagal ditentukan pada jatuh dan bangkitnya. Orang sukses segera mengambil tindakan untuk bangkit kembali. Sementara orang gagal jatuh tersungkur dan tak pernah bangkit lagi”.

Saudara Power

Sekali lagi saya ulangi. Kisah kehidupan anda dan saya ditentukan oleh tindakan-tindakan yang anda ambil. Pemberian gelar pemenang, pecundang, sukses dan gagal adalah pada akhir episode kehidupan ini. Selama kita masih hidup, semua manusia memiliki peluang untuk memperbaiki karirnya.

Bagaimankah anda ingin mengakhiri kisah ini… ?

Do it now or never forever

Rahmadsyah (www.trainer- tcc.blogspot. com)



Dialog Selepas Malam


"Akhi, dulu ana merasa semangat saat aktif dalam dakwah. Tapi belakangan rasanya semakin hambar. Ukhuwah makin kering. Bahkan ana melihat ternyata ikhwah banyak pula yang aneh-aneh." Begitu keluh kesah seorang mad'u kepada murobbinya di suatu malam. Sang murobbi hanya terdiam, mencoba terus menggali semua kecamuk dalamdiri mad'u-nya.

"Lalu, apa yang ingin antum lakukan setelah merasakan semua itu?" sahut sang murobbi setelah sesaat termenung.. "Ana ingin berhenti saja, keluar dari tarbiyah ini. Ana kecewa dengan perilaku beberapa ikhwah yang justru tak islami. Juga dengan organisasi dakwah yang ana geluti; kaku dan sering mematikan potensi anggota-anggotanya. Bila begini terus, ana lebih baik sendiri saja" jawab ikhwah itu.

Sang murobbi termenung kembali. Tak tampak raut terkejut dari roman wajahnya. Sorot matanya tetap terlihat tenang, seakan jawaban itu memang sudah diketahuinya sejak awal.

"Akhi, bila suatu kali antum naik sebuah kapal mengarungi lautan luas. Kapal itu ternyata sudah amat bobrok.Layarnya banyak berlubang, kayunya banyak yang keropos bahkan kabinnya bau kotoran manusia. Lalu, apa yang antum lakukan untuk tetap sampai pada tujuan?" tanya sang murobbi dengan kiasan bermakna dalam. Sang mad'u terdiam berpikir.

Tak kuasa hatinya mendapat umpan balik sedemikian tajam melalui kiasan yang amat tepat.
"Apakah antum memilih untuk terjun ke laut dan berenang sampai tujuan?"
sang murobbi mencoba memberi opsi. "Bila antum terjun ke laut, sesaat antum akan merasa senang. Bebas dari bau kotoran manusia, merasakan kesegaran air laut,atau bebas bermain dengan lumba-lumba. Tapi itu hanya sesaat. Berapa kekuatan antum untuk berenang sampai tujuan? Bagaimana bila ikan hiu datang? Darimana antum mendapat makan dan minum? Bila malam datang, bagaimana antum Mengatasi hawa dingin?" serentetan pertanyaan dihamparkan di hadapan sang ikhwah tersebut.

Tak ayal, sang ikhwah menangis tersedu. Tak kuasa rasa hatinya menahan kegundahan sedemikian. Kekecewaannya kadung memuncak, namun sang murobbi yang dihormatinya justru tak memberi jalan keluar yang sesuai dengan keinginannya.

"Akhi, apakah antum masih merasa bahwa jalan dakwah adalah jalan yang paling utama menuju ridho Allah swt?" Pertanyaan menohok ini menghujam jiwasang ikhwah. Ia hanya mengangguk. "Bagaimana bila ternyata mobil yang antum kendarai dalam menempuh jalan itu ternyata mogok? Antum akan berjalan kaki meninggalkan mobil itu tergeletak di jalan, atau mencoba memperbaikinya? " tanya sang murobbi lagi.

Sang ikhwan tetap terdiam dalam sesenggukan tangis perlahannya.
Tiba-tiba ia mengangkat tangannya; "Cukup akhi, cukup. Ana sadar. Maafkan ana, Insya Allah ana akan tetap istiqomah. Ana berdakwah bukan untuk mendapat medalikehormatan. Atau agar setiap kata-kata ana diperhatikan"

"Biarlah yang lain dengan urusan pribadi masing-masing. Biarlah ana tetap berjalan dalam dakwah. Dan hanya Allah saja yang akan membahagiakan ana kelak dengan janji-janji- Nya. Biarlah segala kepedihan yang ana rasakan jadi pelebur dosa-dosa ana." Sang madââ¬â¢u berazzam di hadapan sang murobbi yang semakin dihormatinya.

Sang murobbi tersenyum. "Akhi, jama'ah ini adalah jama'ah manusia. Mereka adalah kumpulan insan yang punya banyak kelemahan. Tapi di balik kelemahan itu, masih amat banyak kebaikan yang mereka miliki. Mereka adalah pribadi-pribadi yang menyambut seruan Allah untuk berdakwah. Dengan begitu, mereka sedang berproses menjadi manusia terbaik pilihan Allah."
"Bila ada satu dua kelemahan dan kesalahan mereka, janganlah hal itu mendominasi perasaan antum.

Sebagaimana Allah taâala menghapus dosa manusia dengan amal baik mereka, hapuslah kesalahan mereka di mata antum dengan kebaikan-kebaikan mereka terhadap dakwah selama ini.
Karena di mata Allah, belum tentu antum lebih baik dari mereka."

"Futur, mundur, kecewa atau bahkan berpaling menjadi lawan bukanlah jalan yang masuk akal. Apabila setiap ketidaksepakatan selalu disikapi dengan jalan itu; maka kapankah dakwah ini dapat berjalan dengan baik?" sambungnya panjang lebar.

"Kita bukan sekedar pengamat yang hanya bisa berkomentar. Atau hanya pandai menuding2 sebuah kesalahan. Kalau hanya itu, orang kafir pun bisa melakukannya.

Tapi kita adalah da'i. Kita adalah khalifah. Kitalah yang diserahi amanat oleh Allah untuk membenahi masalah-masalah di muka bumi. Bukan hanya mengeksposnya, yang bisa jadi justri semakin memperuncing masalah."

Sang mad'u termenung merenungi setiap kalimat murobbinya. Azzamnya Memang kembali menguat. Namun ada satu hal tetap bergelayut di hatinya. "Tapi bagaimana ana bisa memperbaiki organisasi dakwah dengan kapasitas ana yang lemah ini?" sebuah pertanyaan konstruktif akhirnya muncul juga.

"Siapa bilang kapasitas antum lemah? Apakah Allah mewahyukan begitu kepada antum? Semua manusia punya kapasitas yang berbeda. Namun tak ada yang bisa menilai bahwa yang satu lebih baik dari yang lain!" sahut sang murobbi.

"Bekerjalah dengan ikhlas. Berilah tausyiah dalam kebenaran, kesabaran,dan kasih sayang pada semua ikhwah yang terlibat dalam organisasi itu. Karena peringatan selalu berguna bagi orang yang beriman. Bila ada sebuah isu atau gosip, tutuplah telinga antum dan bertaubatlah. Singkirkan segala ghil
antum terhadap saudara antum sendiri. Dengan itulah, Bilal yang mantan budak hina menemui kemuliaannya. "


Malam itu, sang mad'u menyadari kesalahannya. Ia bertekad untuk tetap berputar bersama jama'ah dalam mengarungi jalan dakwah.

kembalikan semangat itu saudaraku, jangan biarkan asa itu hilang, ditelan gersangnya debu yang menerpa. Biarlah itu semua menjadi saksi, sampai kita diberi 2 kebaikan oleh Allah swt: kemenangan atau mati syahid.


KADANG KITA SIPUT


* Afwan akhi, ane telat datang nich,
* Akh, Sabtu-Ahad depan ada undangan daurah,
* Acara liqoâ-nya dimajukan besok lusa akh,

Hmmm, tiga contoh ungkapan di atas kadang datang menghiasi telinga kita. Datang telat saat acara liqoâ, pemberitahuan acara yang serba mendadak, atau sejenisnya. Sungguh disayangkan ketika semua peristiwa di atas ikut âmenghiasiâ agenda yang begitu pentingnya, yakni dakwah, apalagi muncul dari pelaku yang menyandang sebutan âkader dakwahâ.

Mungkin tak pernah terlintas dalam pikiran kita, saat kita telat datang dalam menghadiri sebuah agenda yang telah disepakati bersama itu berarti kita telah âmenyiayiakanâ waktu al-akh yang lain yang datangnya lebih awal. Keterlambatan kita datang akan berdampak pada âmolorâ-nya acara dan tentunya akan berdampak pula pada agenda-agenda pasca âacaraâ yang mungkin telah disusun rapi oleh seorang al-akh. Atau saat kita memberitahukan sebuah agenda secara mendadak (misalnya hanya beberapa hari sebelum hari H), bisa jadi hal itu akan berdampak pada peng-cancle-an agenda-agenda lain yang telah disusun seorang al-akh jauh hari sebelumnya.

Ada sebuah âsifatâ yang harus melekat diantara al-akh, yakni sikap senantiasa mau memaâafkan, tsiqah dan ketaataan. Di segala âlini dakwahâ dan kondisi, tiga sifat tersebut haruslah senantiasa dimiliki. Tapi jangan sampai âtiga sifatâ tersebut seolah-olah âdibenturkanâ dengan beberapa âperistiwaâ atau âungkapanâ seperti di atas. Artinya, biarlah âtiga sifatâ tersebut tumbuh di setiap al-akh dengan alamiyah dan proses âpenempaanâ yang baik. Misalnya, janganlah âperistiwaâ keterlabatan seorang al-akh datang ke sebuah acara dijadikan sebuah âlatihanâ guna menumbuhkan ârasa maklum dan memaafkanâ. Atau, janganlah âpemberitahuan/undangan mendadakâ dijadikan sebuah âlatihanâ guna menumbuhkan âketaatanâ.

Terakhir, mari kita renungi lagi 10 muwassafat yang harus dimiliki oleh setiap al-akh. Jika kesepuluh muwassafat tsb bisa âmelekatâ di setiap al-akh, InsyaaALLOH akan terlahir kader dakwah yang âtangguhâ dan âprofesionalâ yang akan mampu mengemban amanah dakwah di era modern ini. Salah satu dari 10 muwassafat yang terkait dengan tulisan ini yakni, Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) yang merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam Al-Qurâan dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya.

Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan: âLebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu.â Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi.

Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memanaj waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia.

Sumber : Dari milist tetangga


Salam Power


Suatu hari,seorang anak berusia 7 tahun.Bermain bergembira sambil lompat kanan-kiri dan berlari-lari dipekarangan rumahnya.Didinding rumah bocah berkulit putih berambut pendek itu,ditumbuhi beberapa jenis tumbuhan.

Dinding utara,ada tumbuhan pisang dan pohon jeruk.Sianak kemudian mendekati kedua pohon itu.Sambil memperhatikan dedaunan dan ranting cabang jeruk..Tiba- tiba sianak kecil tadi melihat pada salah satu daun pisang,terdapat 2 buah telur ulat yang telah menjadi kepompong siap untuk menjadi kupu-kupu…

Pada salah satu kepompong,dia memperhatikan, ada sebuah benda sedang berusaha dengan sangat keras untuk keluar dari lilitan telur tersebut.beberapa saat kemudian dia amati,mucullah kepala dari telur itu.Dengan segenap tenaga yang dimiliki,benda dari kepompong terus bergerak,dia terus mencoba untuk keluar dari cengkraman telur itu.

Dengan menahan kesakitan,muncullah sayap sebelah kanannya.Sesaat kemudian,sayap sebelah kirinya juga muncul.Benda tersebut jatuh ketanah.Dan dalam sekejab dia bangun sambil mengepakkan sayapnya terbang menghiasi halaman rumah bocah 7 tahun itu.Bocah tersebut terdiam terpensona melihat kecantikan kupu-kupu itu.

Sementara telur yang satunya lagi pun,ada sebuah benda yang akan keluar dari balutan tubuhnya.Sang bocah memperhatikan, calon kupu-kupu itu berusaha dengan keras untuk keluar.Menahan kesakitan yang luar biasanya.

Lelaki kecil berkulit putih ini,merasa kasihan dan iba terhadap calon kupu-kupu.Sehingga dia mengambil sebatang lidi,dengannya dia merobek balutan kepompong.Akhirnya sikupu-kupu dapat keluar dari lilitan yang ada ditubuhnya dan jatuh ketanah.Namun sayang,kupu- kupu ini hanya dapat berdiri namun tidak dapat terbang sebagaimana temannya yang lain…

Saudara Power…

Demikian juga dengan kehidupan kita.Untuk mendapatkan kesuksesan,kita membutuhkan proses menuju kesana.”Tidak ada sukses yang instan”.Sekali lagi saya ulangi “tidak ada sukses yang instan”,yang ada hanyalah Mie Instan dan susu Instan…he…he…

Dewasa ini,banyak saudara kita memilih jalan alternative untuk menggapai impianya.Mendatangi kuburan,mbah dukun,menyembah pohon,judi dan benda-benda tertentu.

Contoh nyata,sebagaimana yang terjadi dengan saudara kita di Aceh.Rumah bantuan tsunami dari BRR di buat secepat mungkin untuk jadi.Dari luar kalau kita perhatikan,rumah nya sudah layak untuk ditempati.Tapi didalamnya terdapat kerusakan didinding,lantai dan platfonnya.Ini adalah ulah dari oknum kontraktor yang tak bertanggung jawab.Menginginkan rumah kilat,agar bisa mendapatkan proyek lainnya…

“No pain no gain”

Tanyakanlah kepada para achiver-achiver, apakah mereka mendapatkan impian dan cita-cita mereka dengan hanya berpangku tangan?apakah mereka meraihnya dengan santai dan manis..?

Tidak,,,sekali lagi tidak.K Ronald dan K lily,instruktur NAC system.Selama tiga tahun tinggal dirumah kontrakan berukuran 4x5 meter.Andrie Wongso pernah menjadi Kuli bangunan.Ali sakti researcher BI,pernah menjadi kuli beras untuk menghidupi keluarganya di Malaysia,tinggal bersama istri bahkan tidak beralaskan kasur.Mohamad Yunus,selama 27 tahun berjuang,menyisakan uang gajinya dari kampus untuk para pengrajin disekitar tempat tinggalnya.Cris Gradner,pernah tingal ditempat rumah panti dan bekerja selama 6 bulan tanpa digaji…

Masih banyak contoh kisah nyata dari para achiver yang membuktikan, Bahwa keberhasilan dan kesuksesan tidak diperoleh dengan instan.Kesuksesan itu adalah sebuah proses yang harus dijalani dan dinikmati.

Do it now or never forever

Rahmadsyah ( www.trainer- tcc.blogspot. com )



Kamis, 12 Juni 2008

Jangan jadi Monyet

Astaghfirullah! Menulis judulnya saja sebenarnya saya sudah nggak mau. Tapi, ini memang ceritera yang pernah diceriterakan oleh Almarhum Ustadz Rahmat Abdullah Allahuyarham, di berbagai kesempatan saat mengisi dauroh. Teringat akan ceritera ini, saya pun memutuskan untuk memasukkannya ke dalam dialog pada adegan terakhir sebelum beliau wafat.

Adegannya begini :
Saat Ustadz Rahmat Abdullah menaiki tangga gedung Kindo, beliau bertemu dengan seseorang (diperankan oleh sahabat saya, yang sudah mewanti-wanti untuk tidak disebutkan namanya sebelum film ini jadi. “Takut ngetop!” katanya bercanda). Seseorang itu curhat pada Ustadz Rahmat.

Seseorang :
Ustadz, gimana nih? Teman-teman udah pada kendor semangatnya. Kalau kita ketemu nggak pernah ngomongin pengajian lagi. Yang diomongin soal ekonomi… politik… Gimana dong, tadz?!

Ustadz Rahmat :
Akhi, antum mesti sabar dan ikhlas. Antum tahu monyet?

Seseorang :
Ya, tahu Ustadz. Tapi bukan ane kan monyetnya?

Ustadz Rahmat :
(Tersenyum) Ada ceritera, seekor monyet nangkring di pucuk pohon kelapa. Dia nggak sadar lagi diintip sama tiga angin gede. Angin Topan, Tornado sama Bahorok. Tiga angin itu rupanya pada ngomongin, siapa yang bisa paling cepet jatuhin si monyet dari pohon kelapa. Angin Topan bilang, dia cuma perlu waktu 45 detik. Angin Tornado nggak mau kalah, 30 detik. Angin Bahorok senyum ngeledek, 15 detik juga jatuh tuh monyet. Akhirnya satu persatu ketiga angin itu maju. Angin Topan duluan, dia tiup sekenceng-kencengnya, Wuuusss…. Merasa ada angin gede datang, si monyet langsung megang batang pohon kelapa. Dia pegang sekuat-kuatmya. Beberapa menit lewat, nggak jatuh-jatuh tuh monyet. Angin Topan pun nyerah. Giliran Angin Tornado. Wuuusss… Wuuusss… Dia tiup sekenceng-kencengnya. Ngga jatuh juga tuh monyet. Angin Tornado nyerah. Terakhir, angin Bahorok. Lebih kenceng lagi dia tiup. Wuuuss… Wuuuss… Wuuuss… Si monyet malah makin kenceng pegangannya. Nggak jatuh-jatuh. Ketiga angin gede itu akhirnya ngakuin, si monyet memang jagoan. Tangguh. Daya tahannya luar biasa.

Ngga lama, datang angin Sepoi-Sepoi. Dia bilang mau ikutan jatuhin si monyet. Diketawain sama tiga angin itu. Yang gede aja nggak bisa, apalagi yang kecil. Nggak banyak omong, angin Sepoi-Sepoi langsung niup ubun-ubun si monyet. Psssss… Enak banget. Adem… Seger… Riyep-riyep matanya si monyet. Nggak lama ketiduran dia. Lepas pegangannya. Jatuh tuh si monyet.

Nah, akhi. Tantangan dakwah seperti itu. Diuji dengan kesusahan… Dicoba dengan penderitaan… Insya Allah, kita kuat. Tapi jika diuji oleh Allah dengan kenikmatan, ini yang kita mesti hati-hati. Antum mesti sabar… ikhlas… Ingetin terus temen-temen antum, jangan seperti monyet…

sumber : www.zul3.multiply.com

KEKUATAN



Besarnya otot bukanlah lambang dari sebuah kekuatan. Ia tidak bisa menjadi segalanya, juga tidak dapat berbuat banyak. Bukan hal mudah untuk menyadari dua hal yang antagonis kekuatan, keterbatasan dan kerendahan hati.
Barang siapa yang membiasakan diri melakukan dosa kecil maka ia pun akan mudah terseret untuk melakukan dosa yang lebih besar lagi. Kekuatan cahaya iman pun akan semakin redup tertutup oleh banyaknya noda-noda hitam akibat banyaknya dosa kecil yang dikerjakan. Na’uzubillah.

Saudaraku, bagaimanakah engkau menyikapi dosa-dosa kecil yang sering menghampiri mu. Masihkah engkau memiliki kecendrungan untuk meremehkannya karena kecilnya ia di pelupuk mata mu? Kekuatan apa yang engkau miliki untuk menyikapi hal ini. Ingat kah kita akan sebuah niat, apa yang kita ketahui dengan niat? Kekuatan niatlah yang akan meruntuhkan keraguan yang sebenarnya tidak sesuai dengan hati kecil. Seorang muslim itu harus memiliki sikap tegas penuh kekuatan untuk melawan semua itu.
Cinta Yusuf AS kepada Allah telah membuktikan kekuatannya dalam melawan keingian Zulaykha yang berusaha merayunya meskipun penjara balasanya. Saudaraku, cintamu yang mendalam kepada sesuatu selain Allah akan bisa membutakan dan menjadikanmu berpaling dari-Nya, kecuali kekuatan cintamu kepada sesuatu yang dapat mendatangkan kecintaan Allah kepadamu. Rasulullah saw adalah manusia yang paling dicintai Allah, maka apabila engkau mencintainya, hal itu akan mendatangkan kecintaan Allah padamu. Seperti apa yang telah disabdakan Rasulullah saw:

“Cintamu pada sesuatu menjadikanmu buta dan tuli”
(HR.Abu Dawud dan Ahamd)

Kita lihat lagi contoh yaitu Abu Bakar r.a ! Dia adalah seorang sahabat yang paling mencintai dan paling dekat di hati rasulullah saw. Dia takut akan tersesat bila meninggalkan petunjuk yang disampaikan Rasulullah oleh karena itu diapun berusaha sekuat tenaga untuk meneladani perilaku dan menaati perintah beliau. Ada kekuatan cinta yang mengakar dalam diri Abu bakar, demi menjaga kecintaanya kepada Sang Pencipta yang memiliki cinta yang abadi. Kekuatan adalah sebuah cahaya yang berjalan di tengah-tengah kegelapan zaman. Berusahalah untuk menjaga cahaya tersebut agar tidak padam sebelum perjalan kita berakhir. Wallahu’alam.


Selasa, 22 April 2008

Ternyata... Hidup Ini Sederhana...

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut. Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik .

---- 000 -----
Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya. Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.
---- 000 -----
Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik."
Ibu menjawab: "Mengapa?"
Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah. "
Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah .
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur."
Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."
Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja .
---- 000 -----
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya:
"Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?"
Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah."
Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam."
Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi."
Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat:
"Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana ."
*Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang,
cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.
---- 000 -----
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di
pinggir jalan:
"Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku."
Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah."
Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan"
dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.
Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.
---- 000 -----
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?" Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit." Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.

(Diforward dari milist FoSSEI)

Sabtu, 19 April 2008

Menggapai Bening Hati

Oleh : KH. Abdullah Gymnastiar


Keberuntungan memiliki hati yang bersih, sepatutnya membuat diri kita berpikir
keras setiap hari menjadikan kebeningan hati ini menjadi aset utama untuk
menggapai kesuksesan dunia dan akhirat kita. Subhanallaah, betapa kemudahan dan
keindahan hidup akan senantiasa meliputi diri orang yang berhati bening ini.
Karena itu mulai detik ini bulatkanlah tekad untuk bisa menggapainya, susun
pula program nyata untuk mencapainya. Diantara program yang bisa kita lakukan
untuk menggapai hidup indah dan prestatif dengan bening hati adalah :

1. Ilmu
Carilah terus ilmu tentang hati, keutamaan kebeningan hati, kerugian kebusukan
hati, bagaimana perilaku dan tabiat hati, serta bagaimana untuk mensucikannya.
Diantara ikhtiar yang bisa kita lakukan adalah dengan cara mendatangi majelis
taklim, membeli buku-buku yang mengkaji tentang kebeningan hati, mendengarkan
ceramah-ceramah berkaitan dengan ilmu hati, baik dari kaset maupun langsung
dari nara sumbernya. Dan juga dengan cara berguru langsung kepada orang yang
sudah memahami ilmu hati ini dengan benar dan ia mempraktekannya dalam
kehidupan sehari-harinya. Harap dimaklumi, ilmu hati yang disampaikan oleh
orang yang sudah menjalaninya akan memiliki kekuatan ruhiah besar dalam
mempengaruhi orang yang menuntut ilmu kepadanya. Oleh karenanya, carilah ulama
yang dengan gigih mengamalkan ilmu hati ini.


2. Riyadhah atau Melatih Diri
Seperti kata pepatah, "alah bisa karena biasa". Seseorang mampu melakukan
sesuatu dengan optimal salah satunya karena terlatih atau terbiasa
melakukannya. Begitu pula upaya dalam membersihkan hati ini, ternyata akan
mampu dilakukan dengan optimal jikalau kita terus-menerus melakukan riyadhah
(latihan). Adapun bentuk latihan diri yang dapat kita lakukan untuk menggapai
bening hati ini adalah

3. Menilai kekurangan atau keburukan diri.
Patut diketahui bahwa bagaimana mungkin kita akan mengubah diri kalau kita
tidak tahu apa-apa yang harus kita ubah, bagaimana mungkin kita memperbaiki
diri kalau kita tidak tahu apa yang harus diperbaiki. Maka hal pertama yang
harus kita lakukan adalah dengan bersungguh-sungguh untuk belajar jujur
mengenal diri sendiri, dengan cara


4. Memiliki waktu khusus untuk tafakur.
Setiap ba'da shalat kita harus mulai berpikir; saya ini sombong atau tidak?
Apakah saya ini riya atau tidak? Apakah saya ini orangnya takabur atau tidak?
Apakah saya ini pendengki atau bukan? Belajarlah sekuat tenaga untuk mengetahui
diri ini sebenarnya. Kalau perlu buat catatan khusus tentang
kekurangan-kekurangan diri kita, (tentu saja tidak perlu kita beberkan pada
orang lain). Ketahuilah bahwa kejujuran pada diri ini merupakan modal yang
teramat penting sebagai langkah awal kita untuk memperbaiki diri kita ini


5. Memiliki partner.
Kawan sejati yang memiliki komitmen untuk saling mengkoreksi semata-mata untuk
kebaikan bersama yang memiliki komitmen untuk saling mewangikan, mengharumkan,
memajukan, dan diantaranya menjadi cermin bagi satu yang lainnya. Tidak ada
yang ditutup-tutupi. Tentu saja dengan niat dan cara yang benar, jangan sampai
malah saling membeberkan aib yang akhirnya terjerumus pada fitnah. Partner ini
bisa istri, suami, adik, kakak, atau kawan-kawan lain yang memiliki tekad yang
sama untuk mensucikan diri. Buatlah prosedur yang baik, jadwal berkala,
sehingga selain mendapatkan masukan yang berharga tentang diri ini dari partner
kita, kita juga bisa menikmati proses ini secara wajar.


6. Manfaatkan orang yang tidak menyukai kita.
Mengapa? Tiada lain karena orang yang membenci kita ternyata memiliki
kesungguhan yang lebih dibanding orang yang lain dalam menilai, memperhatikan,
mengamati, khususnya dalam hal kekurangan diri. Hadapi mereka dengan kepala
dingin, tenang, tanpa sikap yang berlebihan. Anggaplah mereka sebagai aset
karunia Allah yang perlu kita optimalkan keberadannya. Karenanya, jadikan
apapun yang mereka katakan, apapun yang mereka lakukan, menjadi bahan
perenungan, bahan untuk ditafakuri, bahan untuk dimaafkan, dan bahan untuk
berlapang hati dengan membalasnya justru oleh aneka kebaikan. Sungguh tidak
pernah rugi orang lain berbuat jelek kepada diri kita. Kerugian adalah ketika
kita berbuat kejelekkan kepada orang lan.


7. Tafakuri kejadian yang ada di sekitar kita.
Kejadian di negara, tingkah polah para pengelola negara, akhlak pipmpinan
negara, atau tokoh apapun dan siapa pun di negeri ini. Begitu banyak yang dapat
kita pelajari dan tafakuri dari mereka, baik dalam hal kebaikan ataupun
kejelekkan/kesalahan (tentu untuk kita hindari kejelekkan/kesalahan serupa).
Selain itu, dari orang-orang yang ada di sekitar kita, seperti teman, tetangga,
atau tamu, yang mereka itu merupakan bahan untuk ditafakuri. Mana yang
menyentuh hati, kita menaruh rasa hormat, kagum, kepada mereka. Mana yang akan
melukai hati, mendera perasaan, mencabik qalbu, karena itu juga bisa jadi bahan
contoh, bahan perhatian, lalu tanyalah pada diri kita, mirip yang mana? Tidak
usah kita mencemooh orang lain, tapi tafakuri perilaku orang lain tersebut dan
cocokkan dengan keadaan kita. Ubahlah sesuatu yang dianggap melukai, seperti
yang kita rasakan, kepada sesuatu yang menyenangkan. Sesuatu yang dianggap
mengagumkan, kepada perilaku kita spereti yang kita kagumi tersebut.
Mudah-mudahan dengan riyadhah tahap awal ini kita mulai mengenal, siapa
sebenarnya diri kita?

Tempat Yang Paling Indah

Langit dan bumi jadi saksi hidupku
saat ku pilu aku berdo'a kepada-Mu
setiap hari aku bersimpu
memohon rindu akan surga-Mu

Ya Allah ampunilah dosaku
berikan aku rahmat dan ampunan-Mu
janganlah Kau siksa aku dengan jerat-Mu
karena aku tak sanggup dengan neraka-Mu

Hidup dan matiku hanyalah untuk-Mu
sujudku adalah bukti kesetiaanku
sampai akhir masa aku akan tetap mengabdi kepada-Mu
Ya Allah berikanlah aku cahaya-Mu

Janganlah Engkau cabut nyawaku
aku ingin dekat dengan-Mu
di tempat yang paling indah
hanyalah surga-Mu

By : Ronny (AF/angkatan 2007)


Shalahuddin Al-Ayyubi

(Sang Pembaik Dien)

Tidakkah mereka telah berjalan dan mengembara di muka bumi, serta memerhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu dari mereka? Orang-orang itu lebih kuat daripada mereka sendiri, dan orang-orang itu telah meneroka bumi serta memakmurkannya lebih daripada kemakmuran yang dilakukan oleh mereka, dan orang-orang itu juga telah didatangi oleh Rasul-rasulnya dengan membawa keterangan-keterangan yang jelas nyata (lalu mereka mendustakannya dan kesudahannya mereka dibinasakan). Dengan yang demikian, maka Allah tidak sekali-kali menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri. [30:9]

Salahuddin dibesarkan sama seperti anak-anak orang Kurd biasa (Poole, 1914). Pendidikannya juga seperti orang lain, belajar ilmu-ilmu sains di samping seni peperangan dan mempertahankan diri. Tiada siapapun yang menjangka sebelum ia menguasai Mesir dan menentang tentera Salib bahawa anak Kurd ini suatu hari nanti akan merampas kembali Palestin dan menjadi pembela akidah Islamiah yang hebat. Dan tiada siapa yang menyangka pencapaiannya demikian hebat sehingga menjadi contoh dan perangsang memerangi kekufuran sehingga ke hari ini.

Stanley Lane Poole (1914) seorang penulis Barat menyifatkan Salahuddin sebagai anak seorang governor yang memilliki kelebihan daripada orang lain tetapi tidak menunjukkan sebarang tanda-tanda ia akan menjadi orang hebat pada masa depan. Akan tetapi ia menunjukkan akhlak yang mulia.

Walau bagaimana pun Allah telah mentakdirkannya untuk menjadi pemimpin besar pada zamannya dan Allah telah menyediakan dan memudahkan jalan-jalannya untuk bakal pemimpin agung itu. Ketika ia menjadi tentera Al-Malik Nuruddin, sultan Aleppo, ia diperintahkan untuk mara ke Mesir. Pada masa itu Mesir diperintah oleh sebuah kerajaan Syi’ah yang tidak bernaung di bawah khalifah. Kadi Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis bahawa Salahuddin sangat berat dan memaksa diri untuk pergi ke Mesir bagaikan orang yang hendak di bawa ke tempat pembunuhan (Kadi Bahauddin, 1234). Tetapi itulah sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan firman Allah, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu” (Al-Baqarah:216)

Ia adalah seorang yang mulia dan baik hati, lemah lembut, penyabar dan sangat benci kepada ketidak adilan. Ia sentiasa mengabaikan kesilapan-kesilapan pembantu-pembantu dan khadam-khadamnya. Jika mereka melakukan kesilapan yang memanaskan hatinya, ia tidak pernah menyebabkan kemarahannya menjatuhkan air muka mereka. Pada suatu ketika ia pernah meminta air minum, tetapi entah apa sebabnya air itu tidak diberikan kepadanya. Ia meminta sehingga lima kali lalu berkata, “Aku hampir mati kehausan”. Ia kemudian meminum air yang dibawakan kepadanya tanpa menunjukkan kemarahan. Dalam ketika yang lain ia hendak mandi selepas mengalami sakit yang agak lama. Didapatinya air yang disediakan agak panas, lalu ia meminta air sejuk. Sebanyak dua kali khadamnya menyebabkan air sejuk terpercik kepadanya. Disebabkan ia belum benar-benar sihat, ia merasa kesejukan tetapi ia hanya berkata kepada khadamnya, “Cakap sajalah kalau kau tak suka kepadaku”. Lalu khadam itu cepat-cepat minta maaf dan Salahuddin terus memaafkannya.

Semangat Jihadnya

Fikiran Salahuddin sentiasa tertumpu kepada jihad di jalan Allah. Kadi Bahauddin telah mencatatkan bahawa semangat Salahuddin yang berkobar-kobar untuk berjihad menentang tentera Salib telah menyebabkan jihad menjadi tajuk perbincangan yang paling digemarinya. Ia sentiasa meluahkan seluruh tenaganya untuk memperkuat pasukan tenteranya, mencari mujahid-mujahid dan senjata untuk tujuan berjihad. Jika ada sesiapa yang bercakap kepadanya berkenaan jihad ia akan memberikan sepenuh perhatian. Sehubungan dengan ini ia lebih banyak di dalam khemah perang daripada duduk di istana bersama sanak keluarga. Siapa sahaja yang menggalakkannya berjihad akan mendapat kepercayaannya.

Siapa sahaja yang memerhatikannya akan dapat melihat apabila ia telah memulakan jihat melawan tentera salib ia akan menumoukan seluruh perhatiannya kepada persiapan perang dan menaikkan semangat tenteranya. Dalam medan peperangan ia bagaikan seorang ibu yang garang kehilangan anak tunggal akibat dibunuh oleh tangan jahat. Ia akan bergerak dari satu hujung medan peperangan ke hujung yang lain untuk mengingatkan tenteranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah semata-mata. Ia juga akan pergi ke seluruh pelosok tanah air dengan mata yang berlinang mengajak manusia supaya bangkit membela Islam.

Ketika ia mengepung Acre ia hanya minum, itupun selepas dipaksa oleh doktor peribadinya tanpa makan. Doktor itu berkata bahawa Salahuddin hanya makan beberapa suap makanan semenjak hari Jumaat hingga Isnin kerena ia tidak mau perhatiannya kepada peperangan terganggu. (Kadi Bahauddin, 1234)

Dalam kesungguhan, semangat dan ketahanan rasanya tiada siapa yang boleh menandingi Salahuddin. Kadang-kadang ia sediri pergi ke kawasan perkhemahan tentera musuh bersama perisik-perisiknya sekali bahkan dua kali sehari. Ketika berperang ia sendiri akan pergi merempun celah-celah tentera musuh yang sedang mara. Ia sentiasa mengadakan pemeriksaan ke atas setiap tenteranya dan memberikan arahan kepada panglima-panglima tenteranya. Bahauddin ada mencatatkan satu kisah yang menunjukkan betama beraninya Salahuddin. Salahuddin diberitahu bahawa ia selalu mendengar bacaan hadis pada masa lapang bukannya ketika perang.

Sumber: www.quranicteachings.co.uk

Semoga kita bisa meneladani sifat dan Perangai Shalahuddin.

Rabu, 02 April 2008

Suara Qolbu



Suara Qalbu

Hamparan sajadah jadi saksiku
Saat pilu pada-Mu
Di tengah malam, saat yang kau janjikan
Terkabulnya doa-doa
Ku mengadu, mengharu biruku pada-Mu
Terasa nyaman qalbuku
Diselimuti sejuknya cahaya-Mu
Kasih-Mu yang takkan pernah sirna
Dapatkah aku di kelak sana

Air mata sebagai bukti
Ku amatmerindukan-Mu
Rahmat-Mu kurasa
Kuharap sampai akhir masa
Dekat dan lebih dekat denganMu
Istiqomahkanku di dalamnya
Wahai sang pemilik cinta

( By: Iie, angkatan 2007 )

Sabtu, 29 Maret 2008


Senantiasa kita berdoa dalam sholat kita. Setiap melafadzkan surat Al-Fatihah, maka setiap itu pulan doa ini terlantunkan. “Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus.Yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka dan bukan pula jalan orang yang sesat”. Tahukah kita jalan orang yang diberi nikmat itu. Itulah jalan yang di tempuh oleh Para Nabi, Siddiqin, Syuhada dan Sholihin. Lalu apa jalan mereka?

Ada seorang bertanya kepada anda. Kemanakah jalan ke pasar Payakumbuh. Andapun memberitahu jalan ke pasar Payakumbuh. Tapi apa yang terjadi, ternyata yang bertanya tadi tidak mengikuti jalan yang anda tunjukkan tadi. Lalu apa pendapat anda tentang orang itu?

Kira-kira seperti itulah kebanyakan manusia. Lalai mereka dalam sholatnya. Setiap hari senantiasa memohon dan meminta jalan yang lurus, lalu setiap itu pula dia menyelingkuhi jalan yang dia pinta. Setiap diberikan petunjuk, maka setiap itu pula ia mengingkarinya. Tenggelam dalam dosa dan kemunafikan. Itulah mereka yang tersesat di jalan yang lurus. Semoga tidak termasuk kita. Amiin.

Lalu apa yang akan diperbuat oleh Allah? Wallahu alam bishshowab.

http://hasdiputra.wordpress.com


Jumat, 28 Maret 2008

Untukmu Sahabatku











 

Dear all,

Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000
apabila dibawa ke masjid untuk disumbangkan; tetapi
betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk
dibelanjakan!

Betapa lamanya melayani Allah selama lima belas menit
namun betapa singkatnya kalau kita melihat film.
betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa
(spontan) namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau
bergosip dengan pacar / teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.

Betapa asyiknya a pabila pertandingan bola
diperpanjang waktunya ekstra namun kita mengeluh
ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa.
Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Al-qur'an tapi
betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam
pertandingan atau konser namun lebih senang berada di
saf paling belakang ketika berada di Masjid.

Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan
nafsu birahi semata, namun alangkah sulitnya ketika
menahan nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.

Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu untuk sholat 5
waktu; namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam
sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan.

Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang
terkandung di dalam al qur'an; namun betapa mudahnya
untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.

Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan
oleh koran namun betapa kita meragukan apa yang
dikatakan oleh Kitab Suci AlQuran.

Betapa Takutnya kita apabila dipanggil Boss dan
cepat-cepat menghadapnya namun betapa kita berani dan
lamanya untuk menghadapNya saat kumandang azan menggema.
Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya
atau berpikir,atau mengatakan apa-apa,atau berbuat apa-apa.

Betapa kita dapat menyebarkan seribu lelucon melalui
e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti
api; namun kalau ada mail yang isinya tentang Allah betapa
seringnya kita ragu-ragu, enggan membukanya dan
mensharingkannya, serta langsung klik pada icon DELETE.

ANDA TERTAWA ...? atau ANDA BERPIKIR-PIKIR. ..?
Sebar luaskanlah & bersyukurlah kepada ALLAH, YANG
MAHA BAIK,PENGASIH DAN PENYAYANG.
Apakah tidak lucu apabila anda tidak memFORWARD pesan
ini. Betapa banyak orang tidak akan menerima pesan
ini, karena anda tidak yakin bahwa mereka masih
percaya akan sesuatu ?

Senin, 24 Maret 2008

Sebuah Keinginan


Judul di atas mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita
(yang notabene) sudah banyak buku atau
kajian-kajian tentang islam yang sudah kita lahap.
Namun alangkah bahagia jika kita mampu
mengaplikasikan itu semua pada setiap hari-hari kita.