Selasa, 22 April 2008

Ternyata... Hidup Ini Sederhana...

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut. Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik .

---- 000 -----
Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya. Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.
---- 000 -----
Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik."
Ibu menjawab: "Mengapa?"
Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah. "
Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah .
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur."
Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."
Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja .
---- 000 -----
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya:
"Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?"
Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah."
Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam."
Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi."
Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat:
"Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana ."
*Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang,
cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.
---- 000 -----
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di
pinggir jalan:
"Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku."
Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah."
Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan"
dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.
Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.
---- 000 -----
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?" Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit." Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.

(Diforward dari milist FoSSEI)

Sabtu, 19 April 2008

Menggapai Bening Hati

Oleh : KH. Abdullah Gymnastiar


Keberuntungan memiliki hati yang bersih, sepatutnya membuat diri kita berpikir
keras setiap hari menjadikan kebeningan hati ini menjadi aset utama untuk
menggapai kesuksesan dunia dan akhirat kita. Subhanallaah, betapa kemudahan dan
keindahan hidup akan senantiasa meliputi diri orang yang berhati bening ini.
Karena itu mulai detik ini bulatkanlah tekad untuk bisa menggapainya, susun
pula program nyata untuk mencapainya. Diantara program yang bisa kita lakukan
untuk menggapai hidup indah dan prestatif dengan bening hati adalah :

1. Ilmu
Carilah terus ilmu tentang hati, keutamaan kebeningan hati, kerugian kebusukan
hati, bagaimana perilaku dan tabiat hati, serta bagaimana untuk mensucikannya.
Diantara ikhtiar yang bisa kita lakukan adalah dengan cara mendatangi majelis
taklim, membeli buku-buku yang mengkaji tentang kebeningan hati, mendengarkan
ceramah-ceramah berkaitan dengan ilmu hati, baik dari kaset maupun langsung
dari nara sumbernya. Dan juga dengan cara berguru langsung kepada orang yang
sudah memahami ilmu hati ini dengan benar dan ia mempraktekannya dalam
kehidupan sehari-harinya. Harap dimaklumi, ilmu hati yang disampaikan oleh
orang yang sudah menjalaninya akan memiliki kekuatan ruhiah besar dalam
mempengaruhi orang yang menuntut ilmu kepadanya. Oleh karenanya, carilah ulama
yang dengan gigih mengamalkan ilmu hati ini.


2. Riyadhah atau Melatih Diri
Seperti kata pepatah, "alah bisa karena biasa". Seseorang mampu melakukan
sesuatu dengan optimal salah satunya karena terlatih atau terbiasa
melakukannya. Begitu pula upaya dalam membersihkan hati ini, ternyata akan
mampu dilakukan dengan optimal jikalau kita terus-menerus melakukan riyadhah
(latihan). Adapun bentuk latihan diri yang dapat kita lakukan untuk menggapai
bening hati ini adalah

3. Menilai kekurangan atau keburukan diri.
Patut diketahui bahwa bagaimana mungkin kita akan mengubah diri kalau kita
tidak tahu apa-apa yang harus kita ubah, bagaimana mungkin kita memperbaiki
diri kalau kita tidak tahu apa yang harus diperbaiki. Maka hal pertama yang
harus kita lakukan adalah dengan bersungguh-sungguh untuk belajar jujur
mengenal diri sendiri, dengan cara


4. Memiliki waktu khusus untuk tafakur.
Setiap ba'da shalat kita harus mulai berpikir; saya ini sombong atau tidak?
Apakah saya ini riya atau tidak? Apakah saya ini orangnya takabur atau tidak?
Apakah saya ini pendengki atau bukan? Belajarlah sekuat tenaga untuk mengetahui
diri ini sebenarnya. Kalau perlu buat catatan khusus tentang
kekurangan-kekurangan diri kita, (tentu saja tidak perlu kita beberkan pada
orang lain). Ketahuilah bahwa kejujuran pada diri ini merupakan modal yang
teramat penting sebagai langkah awal kita untuk memperbaiki diri kita ini


5. Memiliki partner.
Kawan sejati yang memiliki komitmen untuk saling mengkoreksi semata-mata untuk
kebaikan bersama yang memiliki komitmen untuk saling mewangikan, mengharumkan,
memajukan, dan diantaranya menjadi cermin bagi satu yang lainnya. Tidak ada
yang ditutup-tutupi. Tentu saja dengan niat dan cara yang benar, jangan sampai
malah saling membeberkan aib yang akhirnya terjerumus pada fitnah. Partner ini
bisa istri, suami, adik, kakak, atau kawan-kawan lain yang memiliki tekad yang
sama untuk mensucikan diri. Buatlah prosedur yang baik, jadwal berkala,
sehingga selain mendapatkan masukan yang berharga tentang diri ini dari partner
kita, kita juga bisa menikmati proses ini secara wajar.


6. Manfaatkan orang yang tidak menyukai kita.
Mengapa? Tiada lain karena orang yang membenci kita ternyata memiliki
kesungguhan yang lebih dibanding orang yang lain dalam menilai, memperhatikan,
mengamati, khususnya dalam hal kekurangan diri. Hadapi mereka dengan kepala
dingin, tenang, tanpa sikap yang berlebihan. Anggaplah mereka sebagai aset
karunia Allah yang perlu kita optimalkan keberadannya. Karenanya, jadikan
apapun yang mereka katakan, apapun yang mereka lakukan, menjadi bahan
perenungan, bahan untuk ditafakuri, bahan untuk dimaafkan, dan bahan untuk
berlapang hati dengan membalasnya justru oleh aneka kebaikan. Sungguh tidak
pernah rugi orang lain berbuat jelek kepada diri kita. Kerugian adalah ketika
kita berbuat kejelekkan kepada orang lan.


7. Tafakuri kejadian yang ada di sekitar kita.
Kejadian di negara, tingkah polah para pengelola negara, akhlak pipmpinan
negara, atau tokoh apapun dan siapa pun di negeri ini. Begitu banyak yang dapat
kita pelajari dan tafakuri dari mereka, baik dalam hal kebaikan ataupun
kejelekkan/kesalahan (tentu untuk kita hindari kejelekkan/kesalahan serupa).
Selain itu, dari orang-orang yang ada di sekitar kita, seperti teman, tetangga,
atau tamu, yang mereka itu merupakan bahan untuk ditafakuri. Mana yang
menyentuh hati, kita menaruh rasa hormat, kagum, kepada mereka. Mana yang akan
melukai hati, mendera perasaan, mencabik qalbu, karena itu juga bisa jadi bahan
contoh, bahan perhatian, lalu tanyalah pada diri kita, mirip yang mana? Tidak
usah kita mencemooh orang lain, tapi tafakuri perilaku orang lain tersebut dan
cocokkan dengan keadaan kita. Ubahlah sesuatu yang dianggap melukai, seperti
yang kita rasakan, kepada sesuatu yang menyenangkan. Sesuatu yang dianggap
mengagumkan, kepada perilaku kita spereti yang kita kagumi tersebut.
Mudah-mudahan dengan riyadhah tahap awal ini kita mulai mengenal, siapa
sebenarnya diri kita?

Tempat Yang Paling Indah

Langit dan bumi jadi saksi hidupku
saat ku pilu aku berdo'a kepada-Mu
setiap hari aku bersimpu
memohon rindu akan surga-Mu

Ya Allah ampunilah dosaku
berikan aku rahmat dan ampunan-Mu
janganlah Kau siksa aku dengan jerat-Mu
karena aku tak sanggup dengan neraka-Mu

Hidup dan matiku hanyalah untuk-Mu
sujudku adalah bukti kesetiaanku
sampai akhir masa aku akan tetap mengabdi kepada-Mu
Ya Allah berikanlah aku cahaya-Mu

Janganlah Engkau cabut nyawaku
aku ingin dekat dengan-Mu
di tempat yang paling indah
hanyalah surga-Mu

By : Ronny (AF/angkatan 2007)


Shalahuddin Al-Ayyubi

(Sang Pembaik Dien)

Tidakkah mereka telah berjalan dan mengembara di muka bumi, serta memerhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu dari mereka? Orang-orang itu lebih kuat daripada mereka sendiri, dan orang-orang itu telah meneroka bumi serta memakmurkannya lebih daripada kemakmuran yang dilakukan oleh mereka, dan orang-orang itu juga telah didatangi oleh Rasul-rasulnya dengan membawa keterangan-keterangan yang jelas nyata (lalu mereka mendustakannya dan kesudahannya mereka dibinasakan). Dengan yang demikian, maka Allah tidak sekali-kali menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri. [30:9]

Salahuddin dibesarkan sama seperti anak-anak orang Kurd biasa (Poole, 1914). Pendidikannya juga seperti orang lain, belajar ilmu-ilmu sains di samping seni peperangan dan mempertahankan diri. Tiada siapapun yang menjangka sebelum ia menguasai Mesir dan menentang tentera Salib bahawa anak Kurd ini suatu hari nanti akan merampas kembali Palestin dan menjadi pembela akidah Islamiah yang hebat. Dan tiada siapa yang menyangka pencapaiannya demikian hebat sehingga menjadi contoh dan perangsang memerangi kekufuran sehingga ke hari ini.

Stanley Lane Poole (1914) seorang penulis Barat menyifatkan Salahuddin sebagai anak seorang governor yang memilliki kelebihan daripada orang lain tetapi tidak menunjukkan sebarang tanda-tanda ia akan menjadi orang hebat pada masa depan. Akan tetapi ia menunjukkan akhlak yang mulia.

Walau bagaimana pun Allah telah mentakdirkannya untuk menjadi pemimpin besar pada zamannya dan Allah telah menyediakan dan memudahkan jalan-jalannya untuk bakal pemimpin agung itu. Ketika ia menjadi tentera Al-Malik Nuruddin, sultan Aleppo, ia diperintahkan untuk mara ke Mesir. Pada masa itu Mesir diperintah oleh sebuah kerajaan Syi’ah yang tidak bernaung di bawah khalifah. Kadi Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis bahawa Salahuddin sangat berat dan memaksa diri untuk pergi ke Mesir bagaikan orang yang hendak di bawa ke tempat pembunuhan (Kadi Bahauddin, 1234). Tetapi itulah sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan firman Allah, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu” (Al-Baqarah:216)

Ia adalah seorang yang mulia dan baik hati, lemah lembut, penyabar dan sangat benci kepada ketidak adilan. Ia sentiasa mengabaikan kesilapan-kesilapan pembantu-pembantu dan khadam-khadamnya. Jika mereka melakukan kesilapan yang memanaskan hatinya, ia tidak pernah menyebabkan kemarahannya menjatuhkan air muka mereka. Pada suatu ketika ia pernah meminta air minum, tetapi entah apa sebabnya air itu tidak diberikan kepadanya. Ia meminta sehingga lima kali lalu berkata, “Aku hampir mati kehausan”. Ia kemudian meminum air yang dibawakan kepadanya tanpa menunjukkan kemarahan. Dalam ketika yang lain ia hendak mandi selepas mengalami sakit yang agak lama. Didapatinya air yang disediakan agak panas, lalu ia meminta air sejuk. Sebanyak dua kali khadamnya menyebabkan air sejuk terpercik kepadanya. Disebabkan ia belum benar-benar sihat, ia merasa kesejukan tetapi ia hanya berkata kepada khadamnya, “Cakap sajalah kalau kau tak suka kepadaku”. Lalu khadam itu cepat-cepat minta maaf dan Salahuddin terus memaafkannya.

Semangat Jihadnya

Fikiran Salahuddin sentiasa tertumpu kepada jihad di jalan Allah. Kadi Bahauddin telah mencatatkan bahawa semangat Salahuddin yang berkobar-kobar untuk berjihad menentang tentera Salib telah menyebabkan jihad menjadi tajuk perbincangan yang paling digemarinya. Ia sentiasa meluahkan seluruh tenaganya untuk memperkuat pasukan tenteranya, mencari mujahid-mujahid dan senjata untuk tujuan berjihad. Jika ada sesiapa yang bercakap kepadanya berkenaan jihad ia akan memberikan sepenuh perhatian. Sehubungan dengan ini ia lebih banyak di dalam khemah perang daripada duduk di istana bersama sanak keluarga. Siapa sahaja yang menggalakkannya berjihad akan mendapat kepercayaannya.

Siapa sahaja yang memerhatikannya akan dapat melihat apabila ia telah memulakan jihat melawan tentera salib ia akan menumoukan seluruh perhatiannya kepada persiapan perang dan menaikkan semangat tenteranya. Dalam medan peperangan ia bagaikan seorang ibu yang garang kehilangan anak tunggal akibat dibunuh oleh tangan jahat. Ia akan bergerak dari satu hujung medan peperangan ke hujung yang lain untuk mengingatkan tenteranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah semata-mata. Ia juga akan pergi ke seluruh pelosok tanah air dengan mata yang berlinang mengajak manusia supaya bangkit membela Islam.

Ketika ia mengepung Acre ia hanya minum, itupun selepas dipaksa oleh doktor peribadinya tanpa makan. Doktor itu berkata bahawa Salahuddin hanya makan beberapa suap makanan semenjak hari Jumaat hingga Isnin kerena ia tidak mau perhatiannya kepada peperangan terganggu. (Kadi Bahauddin, 1234)

Dalam kesungguhan, semangat dan ketahanan rasanya tiada siapa yang boleh menandingi Salahuddin. Kadang-kadang ia sediri pergi ke kawasan perkhemahan tentera musuh bersama perisik-perisiknya sekali bahkan dua kali sehari. Ketika berperang ia sendiri akan pergi merempun celah-celah tentera musuh yang sedang mara. Ia sentiasa mengadakan pemeriksaan ke atas setiap tenteranya dan memberikan arahan kepada panglima-panglima tenteranya. Bahauddin ada mencatatkan satu kisah yang menunjukkan betama beraninya Salahuddin. Salahuddin diberitahu bahawa ia selalu mendengar bacaan hadis pada masa lapang bukannya ketika perang.

Sumber: www.quranicteachings.co.uk

Semoga kita bisa meneladani sifat dan Perangai Shalahuddin.

Rabu, 02 April 2008

Suara Qolbu



Suara Qalbu

Hamparan sajadah jadi saksiku
Saat pilu pada-Mu
Di tengah malam, saat yang kau janjikan
Terkabulnya doa-doa
Ku mengadu, mengharu biruku pada-Mu
Terasa nyaman qalbuku
Diselimuti sejuknya cahaya-Mu
Kasih-Mu yang takkan pernah sirna
Dapatkah aku di kelak sana

Air mata sebagai bukti
Ku amatmerindukan-Mu
Rahmat-Mu kurasa
Kuharap sampai akhir masa
Dekat dan lebih dekat denganMu
Istiqomahkanku di dalamnya
Wahai sang pemilik cinta

( By: Iie, angkatan 2007 )