Selasa, 29 Juni 2010

KETUA UMUM BARU EUY...

NAMA                : NIDI SARMIDZI
TTL                      : SERANG, 03 MEI 1989
FAKULTAS        : TARBIYAH DAN ADAB
JURUSAN           : PENDIDIKAN BAHASA ARAB
ALAMAT            : WARINGIN KURUNG- KABUPATEN SERANG
PROPINSI          : BANTEN

IAIN Banten to FSLDKN Ambon

Oleh : Cholidudin

Alhamdulillahirobbil 'Alamin, akhirnya waktu yang ditunggu2 datang juga, Spirit perubahan itu kembali membara. dan semoga spirit perubahan itu tetap membara dan dapat membawa perubahan yang lebih baik.

saya teringat 3 tahun lalu, seorang senior dari LDK Ummul Fikroh mengobarkan semangat perubahan, perubahan yang saya kira (waktu itu) adalah semangat pembangkangan, semangat yang kelewatan, bahkan (saya mengira waktu itu) semangat perpecahan di tubuh LDK. Entahlah, waktu itu saya hanya berpikir dangkal, saya mengira Senior itu membuat ulah, sok keren, sok hebat. Tapi hari ini (beberapa bulan lalu) perkiraan saya terbukti salah, perkiraan saya salah! bener2 salah!.

Waktu itu, di Musyawarah Besar (MUBES) XI LDK Ummul Fikroh, setelah kepulangan si senior dari acara FSLDKN Lampung pada thn 2007, dia membuat gebrakan, gebrakan yang tak pernah terpikirkan oleh semua kader dan pengurus LDK Ummul fikroh waktu itu, dia membat gebrakan dengan membuat rancangan pembentukan LDK Fakultas di salah satu fakultas di kampus IAIN "Sultan Maulana Hasanuddin" Banten, dengan pembawaan retorikanya yang mampu menyihir peserta MUBES, banyak dari peserta MUBES yang kemudian memutar otak kemudian menganalisa gebrakan itu, dan di saat2 terakhir sidang Paripurna MUBES, akhirnya sebagian besar peserta MUBES menyetujui rancangannya itu, dan terbentuklah LDK Fakultas Tarbiyah dan Adab di Struktur Lembaga Dakwah Kampus Ummul Fikroh IAIN "Sultan Maulana Hasanuddin" Banten.

jujur) waktu itu saya adalah termasuk peserta MUBES yang sebetulnya menolak rancangan itu, waktu itu saya berfikir karena belum adanya konstruksi yang kokoh di internal LDK perihal dibentuknya LDK fakultas, mulai dari kondisi kader yang masih sering tarik-tarikan, tidak adanya konstruksi dalam pedoman (AD-ART), pun karena saya melihat adanya bau arogansi dr si senior ini, pasalnya dari awal2 kepengurusan LDK Ummul Fikroh tidak pernah dibicarakan mengenai pembentukan LDK Fakultas, akan tetapi setelah si senior ini bertolak dari acara FSLDKN Lampung, ternyata tak diduga2 dia membawa rancangan pembentukan LDK Fakultas. sehingga saya menganalisa, bahwa ini ada unsur arogansi dr si senior disebabkan adanya "intervensi" FSLDKN itu. meskipun rancangan ini belum pernah dibahas di internal LDK akan tetapi kemudian sudah dilontarkan ke khalayak perihal pembentukan itu. dan akhirnya di sahkan lah LDK Fakultas Tarbiyah dan Adab di bawah konstruksi bangunan LDK Ummul Fikroh IAIN "Sultan maulana Hasanuddin" Banten ini.

Kisah di atas hanyalah sebuah cerita masa lampau, seraya kembali mengenang sebuah semangat itu (yang dulu saya anggap semangat arogansi). Namun tidak hari ini, bahkan saya berharap ada orang yang meluapkan kembali semangat seperti itu. Setelah di awal-awal saya diamanahkan menjadi ketua kaderisasi (sekarang sudah tidak), dan mencoba memulai hidup baru dengan amanah yang dulu saya anggap sebagai sebuah amanah yang teramat berat, akhirnya saya mencoba memahami dan mencoba mengerti, tentang sebuah kondisi internal, saya mengalami berbagai kegalauan dan kegelisahan, yang ternyata juga pernah dialami oleh si senior yang saya ceritakan di atas (karena pada saat dia melontarkan gebrakan itu, dia juga menjabat sebagai ketua kaderisasi), kegalauan tentang berbagai kondisi “kekurangnyamanan” yang ada di internal LDK, sehingga saya sedikit tergerak untuk mencoba memperbaiki keadaan itu, dan pada saat saya berbincang dengan si senior itu, kemudian dia menceritakan kegaluan yang dulu dia rasakan, ternyata hampir sama dengan yang saya rasakan pada saat pertama kali dimanahkan sebagai ketua kaderisasi, sehingga saya bersyukur saya pernah merasakan berada dalam amanah di Kaderisasi, karena ternyata saya lebih banyak belajar dari kaderisasi, bahkan saya lebih memahami akan pentingnya sebuah struktur kaderisasi dalam sebuah organisasi… (bagi Lo yang belum pernah diamanahkan di kaderisasi, harus Coba!, tapi jangan asal coba-coba, Lo tuh harus Komitmen dan bekerja keras dan bekerja cerdas dalam mengemban amanah di kaderisasi)

Senior itu pernah menceritakan kegalauannya pada saya, kegalaunnya dulu pada saat di kaderisasi, sehingga katanya, pada saat moment FSLDK lampung, dia memanfaatkan moment itu untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya dari para kader LDK dari seluruh Indonesia, dan kemudian terbesitlah keinginan untuk membentuk LDK Fakultas, dengan maksud ingin menyediakan ladang2 amal untuk kader-kader yang ada di Fakultas Tarbiyah dan Adab. Sehingga dengan dibukanya ladang amal ini, kader2 kita di fakultas dapat terberdayakan dengan baik, dan akan mampu menjadi kader2 yang tangguh nantinya, karena sudah pernah di tempa dengan amanah2 di LDK fakultas. Meskipun realitanya tidak demikian, kader2 terserang dengan virus dikotomi (virus membeda-bedakan anatar LDK institute dan LDK Fakultas). Banyak kader yang kemudian terjebak dengan dikotomi kepengurusan, antar pengurus yang ada di LDK Institut dan yang ada di Fakultas (bahkan sampe hari ini).

Berawal dari kegalauan inilah, kemudian saya (yang waktu itu masih sebagai ketua kaderisasi), ingin mencoba membenahi keadaan ini. Keadaan seperti ini tidak boleh dibiarkan berlarut2! Tekadku. Sehingga saya berusaha berkomunikasi dengan siapapun yang saya anggap mumpuni dalam menangani kasus ini. Setelah bolak-balik ke beberapa orang terkait dengan keingian saya membuat konstruksi pedoman sebagai landasan dan pijakan yang akan kita gunakan dalam rangka perapihan system yang ada di LDK ummul Fikroh (terkait juga dengan konstruksi pedoman/ AD-ART LDK Fakultas Tarbiyah dan Adab), akhirnya pada MUBES XIII kemarin, disahkanlah pedoman baru LDK Ummul Fikroh, yang didalamnya juga memuat konstruksi landasan LDK fakultas, bahkan membuka selebar-lebarnya semua fakultas untuk membentuk LDK di fakultasnya masing-masing.

LDK Fakultas dan FSLDKN Ambon,

Setelah beberapa bulan lalu, ada informasi tentang FSLDKN Ambon, saya bertekad bahwa “ini adalah moment penting!” sayang banget kalo sampe terlewat begitu saja, dan saya memutuskan dan bertekad untuk memuluskan jalan menuju Ambon. Alhamdulillah… akhirnya jalan saya dan kawan2 LDK Ummul Fikroh dimudahkan, pihak kampus bersedia mensponsori kami untuk berangkat ke acara FSLDKN Ambon. Dan akhirnya kami bisa mengutus delegasi dari LDK Ummul Fikroh IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten ke acara Forum Silaturahim Lembaga Dakwah kampus Nasional (FSLDKN) yang akan diselenggarakan oleh LDK Al-Ikhwan Universitas Pattimura (UNPATI) Ambon tanggal 1-5 Juli 2010 nanti.

Saya bukan berharap bisa berangkat ke Ambon, yang lebih saya harapkan adalah oleh2 dari ambon, eits.. bukan oleh2 buah tangan maksudnya, tapi oleh2 spirit perubahan yang dulu di suarakan oleh senior yang saya ceritakan di atas, saya rindu dengan semangat itu, semangat Perubahan, semangat yang insyaAllah akan membawa angin segar dari penjuru Nusantara untuk Banten, khususnya LDK Ummul Fikroh IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. SEMANGAT TERUS Akhi… untuk perubahan yang Lebih Baik!

Mohon do’anya untuk sahabat2 kami yang akan menjadi delegasi LDK Ummul Fikroh IAIN SMH Banten sebagai peserta FSLDKN ambon, semoga perjalanan mereka dimudahkan hingga kembali nanti, dan yang paling utama dan paling penting adalah kontribusi mereka setelah acara tersebut untuk menjadikan dakwah kampus di Banten, khususnya di kampus IAIN SMH Banten lebih maju dan lebih baik lagi, Amiiin…

Delegasi IAIN SMH Banten menuju FSLDKN Ambon;
1.Nidi Sarmidzi (Ketua Umum LDK Ummul Fikroh periode 2010-2011)
2.Abdul Aziz Al-Khusyaeri (mantan ketua Umum)
3.Memed Mahbullah (Ketua Puskomda Banten)

Jangan kecewakan kami wahai saudaraku!
Semoga Allah memudahkan perjalanan antum semua, Amin

Jangan lupa pesanan saya yah… ^_^v


“Semua tulisan ini hanyalah argument pribadi, tidak ada maksud untuk membuat orang marah, kecewa dll, Maafkan diri ini jika ada yang merasa terganggu dengan tulisan ini, Syukron. Semoga Allah tetap menjaga hati-hati kita untuk senantiasa berhusnudzon”

Selasa, 22 Juni 2010

Road to MUBES XIII

“Hidup hanyalah kesempatan membuat pilihan, segalanya digulirkan dan digilirkan. Apapun yang kita pilih, ujungnya adalah tanggung jawab. Memikul tanggung jawab apapun pasti melelahkan. Tidak ada hidup yang tidak melelahkan. Yang membedakan hanya bagaimana memahami setiap konsekuensi pilihan dengan sikap terbaik”
Untukmu wahai para penerus!
Hampir setahun sudah saya (baca: ana) dan teman2 pengurus lainnya, mengemban amanah di kepengurusan LDK Ummul Fikroh, sudah hampir datang waktunya amanah ini akan kami serahkan, bukan melepas, bukan juga lari, tapi hanya menggilirkan amanah ini kepada antum, generasi penerus kami. Saat itu hampir tiba, saat kami akan melepasmu terbang sendiri. sudah saatnya antum memulai peranan antum sebagai pemimpin. Saatnya antum lah yang menjadi nahkoda kapal ini, kapal yang akan terus mengarungi samudera kehidupan. Samudera yang mungkin takkan bisa menemui daratan untuk berlabuh.

Ketika Dakwah mulai menyapamu, segeralah sambutlah seruan-NYA
Sejatinya, bukanlah Dakwah yang membutuhkan kita, tetapi kitalah yang membutuhkan Dakwah. Ada atau tidak adanya kita, Dakwah akan tetap diserukan. Menyeru kepada jalan-NYA, akan ada segolongan umat yang dijanjikan Allah sebagai umat yang dicintai-NYA, jika mereka tetap komitmen dengan seruan-NYA.   Hal ini telah termaktub dalam Firman-NYA:
"Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya ....." (Q.S. Al Maidah :54)

Kami bukanlah malaikat yang selalu benar, ada potensi-potensi kami membuat kesalahan. Luruskan kami jika jalan kami berbelok dari jalan-NYA. Kami tidak mengharapkan antum menjadi seperti kami. Setiap orang punya caranya masing-masing menjalani kehidupan. Kami tidak akan pernah bangga dengan keberhasilan yang kami raih, tapi kami akan sangat bangga jika antum lebih berhasil dari pada kami.

Segala yang telah kami lakukan ini adalah bekal buat antum menjalani kehidupan antum di kepengurusan LDK nanti. Ambillah segala kebaikan yang telah kami berikan, tapi jangan ambil keburukan yang pernah kami lakukan. Terus belajar dan selalu Perbaharui terus niatan-niatan antum dalam mengarungi jalan ini, semoga antum selalu diberikan kekuatan untuk terus  mengarungi jalan panjang ini.


"Esensi sebuah pembelajaran adalah menjadi lebih baik. Hakikat pengalaman adalah mengumpulkan bekal sebanyak mungkin, agar bisa kian menebarkan kebaikan, juga kebermanfaatan."
Terus berkarya untuk memberikan manfaat bagi orang lain!

Oleh Cholidudin

Sabtu, 19 Juni 2010

Jadilah Kitab Walau tanpa Judul



KH Hilmi Aminuddin
 Kun kitaaban mufiidan bila 'unwaanan, wa laa takun 'unwaanan bila kitaaban. Jadilah kitab yang bermanfaat walaupun tanpa judul. Namun, jangan menjadi judul tanpa kitab.
Pepatah dalam bahasa Arab itu menyiratkan makna yang dalam, terutama menyangkut kondisi bangsa saat ini yang sarat konflik perebutan kekuasaan dan pengabaian amanah oleh pemimpin-pemimpin yang tidak menebar manfaat dengan jabatan dan otoritas yang dimilikinya. Bangsa ini telah kehilangan ruuhul jundiyah, yakni jiwa ksatria. Jundiyah adalah karakter keprajuritan yang di dalamnya terkandung jiwa ksatria sebagaimana diwariskan pejuang dan ulama bangsa ini saat perjuangan kemerdekaan.
Semangat perjuangan (hamasah jundiyah) adalah semangat untuk berperan dan bukan semangat untuk mengejar jabatan, posisi, dan gelar-gelar duniawi lainnya (hamasah manshabiyah). Saat ini, jiwa ksatria itu makin menghilang. Sebaliknya, muncul jiwa-jiwa kerdil dan pengecut yang menginginkan otoritas, kekuasaan, dan jabatan, tetapi tidak mau bertanggung jawab, apalagi berkurban. Yang terjadi adalah perebutan jabatan, baik di partai politik, ormas, maupun pemerintahan. Orang berlomba-lomba mengikuti persaingan untuk mendapatkan jabatan, bahkan dengan menghalalkan segala cara. Akibatnya, di negeri ini banyak orang memiliki "judul", baik judul akademis, judul keagamaan, judul kemiliteran, maupun judul birokratis, yang tanpa makna. Ada judulnya, tetapi tanpa substansi, tanpa isi, dan tanpa roh.
Padahal, ada kisah-kisah indah dan heroik berbagai bangsa di dunia. Misalnya, dalam Sirah Shahabah, disebutkan bahwa Said bin Zaid pernah menolak amanah menjadi gubernur di Himsh (Syria). Hal ini membuat Umar bin Khattab RA mencengkeram leher gamisnya seraya menghardiknya, "Celaka kau, Said! Kau berikan beban yang berat di pundakku dan kau menolak membantuku." Baru kemudian, dengan berat hati, Said bin Zaid mau menjadi gubernur.
Ada lagi kisah lain, yaitu Umar bin Khattab memberhentikan Khalid bin Walid pada saat memimpin perang. Hal ini dilakukan untuk menghentikan pengultusan kepada sosok panglima yang selalu berhasil memenangkan pertempuran ini. Khalid menerimanya dengan ikhlas. Dengan singkat, ia berujar, "Aku berperang karena Allah dan bukan karena Umar atau jabatanku sebagai panglima." Ia pun tetap berperang sebagai seorang prajurit biasa. Khalid dicopot "judul"-nya sebagai panglima perang. Namun, ia tetap membuat "kitab" dan membantu menorehkan kemenangan.
Ibrah yang bisa dipetik dari kisah-kisah tersebut adalah janganlah menjadi judul tanpa kitab; memiliki pangkat, tetapi tidak menuai manfaat. Maka, ruuhul jundiyah atau jiwa ksatria yang penuh pengorbanan harus dihadirkan kembali di tengah bangsa ini sehingga tidak timbul hubbul manaashib, yaitu cinta kepada kepangkatan, jabatan-jabatan, bahkan munafasah 'alal manashib, berlomba-lomba untuk meraih jabatan-jabatan. Semoga.