Dalam tarikh dikemukakan perilaku dan ketinggian budi pekerti Rasulullah saw. Dalam gahzwah uhud Rasulullah mendapat luka pada muka dan juga patah beberapa buah giginya. berkatalah salah seorang sahabatnya : "Cobalah tuan doakan agar mereka celaka." Rasulullah menjawab :"Aku sekali kali tidak diutus untuk melaknat seseorang, tetapi aku diutus untuk mengajak kepada kebaikan dan sebagai rahmat. Lalu beliau menengadahkan tangannya kepada Allah Yang Maha Mulia dan berdoa : "Allahummaghfir liqaumi fa innahum la ya’ lamun " Ya Allah ampunikah kaumku , karena mereka tidak mengetahui ."
Rasulullah tidak berniat membalas dendam, tapi malah memaafkan mereka dan kemudian dengan rasa kasih sayang beliau mendoakan agar mereka diberi ampunan Allah, karena dianggapnya mereka masih belum tahu tujuan ajakan baik yang dilakukannya.
dalam ghazwah uhud itu juga, seorang budak hitam bernama Wahsyi yang dijanjikan oleh tuannya untuk dimerdekakan bila dapat membunuh paman Nabi bernama Hamzah bin Abdul Muththalib r.a , ternyata ia berhasil membunuh hamzah dan ia dimerdekakan. kemudian ia masuk Islam dan menghadap kepada Nabi Saw.
Wahsyi menceritakan peristiwa pembunuhan Hamzah. walaupun Nabi Saw telah menguasai Wahsyi dan dapat melakukan pembalasan, namun tidak melakukannya bahkan memaafkannya. alangkah tingginya akhlak ini.
Selanjutnya kita lihat dalam Ghazwah Khaibar (Perkampungan yahudi), Zainab binti al-harits, istri Salam bin Misykam, salah seorang pemimpin yahudi berhasil memperoleh hadiah karena dapat membubuhkan racun pada panggang paha kambing yang disajikan kepara Rasulullah saw, Rasulullah saw makan bersama Bisyr bin Bara bin ma rur. Bisyr sempat menelan daging beracun itu, tetapi Nabi Saw baru sampai mengunyahnya, lalu dimuntahkannya kembali sambil berkata :" Daging ini memberitakan kepadaku bahwa dia beracun." beberapa hari kemudian Bisyr meninggal dunia. Nabi saw memanggil Wanita yahudi yang terkutuk itu dan bertanya kepadanya :" Mengapa engkau sampai hati melakukan peracunan itu." Wanita itu menjawab :" kiranya tiada tersembunyi hasrat kaumku untuk membunuh tuan, sekiranya tuan seorang raja tentu akan mati karena racun itu dan kami akan merasa senang. tetapi jika tuan seorang nabi, tentu tuan akan diberitahu oleh Allah bahwa daging itu mengandung racun. nyatanya tuan adalah seorang Nabi."
Saudaraku... apa yang dilakukan Nabi terhadap wanita itu, padahal beliau sudah menguasainya ? wanita itu kontan dimaafkan dan dilepaskannya. sekarang apa yang kita lakukan jika hal itu terjadi pada kita ? jangankan masalah yang menyangkut nyawa, perkara sepelepun kadang kita sangat susah untuk memaafkan.........
Peristiwa lain yang terkenal yang dapat kita ambil sebagai pelajaran adalah peristiwa Du tsur, dimana seorang arab kafir namanya Du tsur mendapat Rasulullah saw sedang tidur tengah hari di bawah pohon yang rindang. Lalu Du tsur mengambil pedang Nabi saw serta menghunusnya sambil mengancamkannya kepada beliau, dengan ucapan :" Siapa yang dapat membelamu daripadaku sekarang ini ?" dengan tegas Nabi menjawab :" Allah". orang itu pun gemetar , sehingga pedang yang ada ditangannya terjatuh. segera dipungut oleh Nabi dan mengancamkannya kembali kepada Du tsur :" siapa yang akan membelamu daripadaku ini ?" Du tsur menjawab :" tidak seorangpun."
Saudaraku.... apa yang dilakukan oleh Nabi saw ? ternyata otang itu dimaafkannya.
Du tsur pulang kedesanya dan menceritakan peristiwa tersebut kepada kaumnya bahwa ia semestinya sudah mati, tetapi ternyata Muhammad adalah orang yang berbudi luhur. Du tsur mengajak kaumnya masuk islam. itulah hasil budi pekerti yang tinggi , suka memaafkan ketika berkuasa.
Saudaraku.... rasanya tak ada satu kaum yang lebih memusuhi Nabi Saw, daripada kaum Quraisy kuffar makkah yang terkenal itu. mereka memusuhi Nabi dan Kaum Muslimin sejadi jadinya. mereka pernah memukul, melecut, membakar dengan besi panas, menjemur dibawah terik matahari, menindih dengan batu besar, melempar dengan kotorran kotoran binatang. malah pernah meletakkan kepada unta pada kuduk Nabi ketika Nabi sedang sujud dan berbagai rencana untuk membunuh Rasulullah saw.
Setelah Rasulullah saw dan Kaum Muslimin berhasil membebaskan kota mekkah (Fathu makkah) dan setelah kaum kuffar dapat dikuasai sepenuhnya oleh Nabi, mereka dikumpulkan dihadapan beliau. bukan untuk menerima balas dendam akan tetapi untuk menerima pengampunan. subhanallah....
Aqulu kama qola akhi yusuf : la tasyriba alaykumulyauma yaghfirullahu wahuwa arhamurrahimin :" Aku berkata seperti yang dikatakan oleh saudaraku yusuf :" Mulai hari ini tidak ada cerca dan nista atas perbuatan yang telah kalian lakukan. Allah mengampuni kalian dan Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang."
setelah mendengar ucapan beliau , mereka bubar dengan perasaan lega hati. hasil dari akhlak Rasulullah yang tinggi ini berduyun duyunlah mereka memeluk Agama Islam yang tadinya mati matian memusuhinya.
"Balasan perbuatan jahat adalah kejahatan yang seimbang dengannya. barangsiapa yang memaafkan dan berlaku damai , pahalanya ada ditangan Allah" (Q.S 42;40)
" Memaafkan itu lebih mendekatkan kepada taqwa. " (QS. 2 ; 237)
" Dan hendaklah mereka suka memaafkan dan mengampuni. apakah kalian tidak suka Allah mengampuni kalian ? " (QS. 24 ; 22)
" maafkanlah mereka dan mintakanlah ampunan bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (keduniaan). " (QS 3 ; 159)
" Ambillah jalan maaf, dan ajaklah dengan cara yang lemah lembut dan berpalinglah dari orang orang yang jahil." (QS. 7 ; 199)
"..... dan orang - orang yang dapat menahan meluapnya kemarahan dan yang suka memaafkan orang lain dan Allah mencintai orang - orang yang berbuat baik." (QD 3 ; 134)
didalam hadist Nabi saw terdapat juga penjelasan tentang sifat memaafkan ini. antara lain saya kutipkan artinya sebagai berikut :
" Barangsiapa yang dapat menahan luapan kemarahan, sedang ia berkuasa dan sanggup melampiaskan niscaya Allah memanggilnya pada hari kiamat dihadapan khalayak ramai untuk memilih bidadari yang dikehendaki." (subhanallah.... siapa yang tidak menginginkan hal ini berlaku pada dirinya..... memilih bidadari yang dikehendakinya. Allahu Akbar !!!)
" seorang muslim apabila disaat bergaul dengan orang banyak dan dapat bersabar (Suka memaafkan) atas gangguan mereka lebih baik dari muslim yang tidak suka bergaul dan tidak sabar atas ngangguan mereka."
" Allah pasti meningkatkan kemuliaan seseorang karena sifat pemaafnya."
baiklah.. sekarang mari saya postingkan satu cerita yang berhubungan dengan sifat pemaaf dan saya yakin saudara saudariku juga pernah bahkan mungkin sering membaca cerita ini......................
Dua orang sahabat karib sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir :HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU. Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya.
Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu:HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU. Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya, "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu?" Temannya sambil tersenyum menjawab,"Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin MAAF datang menghembus dan menghapuskan tulisan tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak mudah hilang ditiup angin."
Saudara/i ku ......Cerita di atas, bagaimanapun tentu saja lebih mudah dibaca dihayati. Begitu mudahnya kita memutuskan sebuah persahabatan hanya kerana sakit hati atas sebuah perbuatan atau perkataan yang menurut kita keterlaluan hingga menyakiti hati kita. Sakit hati lebih mudah untuk diingati berbanding begitu banyak kebaikan yang dilakukan. Mungkin ini memang sebahagian dari sifat buruk diri kita.
Karena itu, seseorang pernah memberitahu saya apa yang harus saya lakukan ketika saya sakit hati. Beliau mengatakan ketika sakit hati yang paling penting adalah melihat adakah orang yang menyakiti hati kita itu telah kita sakiti terlebih dahulu.
Saudara/i ku....... Bukankah sudah menjadi kebiasaan sifat manusia untuk membalas dendam? Maka biasanya bila kita telah melukai hatinya terlebih dahulu dan dia juga menginginkan kita merasai sakit yang sama seperti yang dia rasakan. Boleh jadi juga sakit hati kita kerana kesalahan kita sendiri yang salah dalam menafsirkan perkataan atau perbuatan teman kita. Oleh itu, kita akan mudah tersinggung oleh perkataan sahabat kita yang dimaksudkannya sebagai gurauan.
Namun demikian, orang yang bijak akan selalu menerapkan dalam dirinya dalam hatinya untuk memaafkan kesalahan-kesalahan saudaranya yang lain. walaupun ini sangat berat untuk dilakukan. tapi kembali dari itu semua mari kita berkaca kepada akhlak panutan kita Rasulullah saw. Mari kita “menyerahkan” sakit itu kepada Allah - yang begitu jelas dan pasti mengetahui nya. seperti Rasulullah yang mendoakan kebaikan buat orang yang telah menyakiti dan memusuhi beliau. "Ya Allah, balaslah kebaikan siapapun yang telah diberikannya kepada kami dengan balasan yang jauh dari yang mereka bayangkan. Ya Allah, ampuni kesalahan-kesalahan saudara-saudara kami yang pernah menyakiti hati kami karena mereka tidak mengetahuinya.
saudara/i ku..... Rasulullah bersabda kepada Uqbah bin Amir r.a : " Wahai Uqbah ! maukah engkau ku beritahukan budi pekerti ahli dunia dan akhirat yang paling utama ? yaitu : melakukan shilaturahim (Menghubungkan kekeluargaan dengan orang yang telah memutuskannya), memberi pada orang yang tidak memberimu, dan memaafkan orang yang pernah menganiayamu." (ihya ulumuddin)
dalam hadist lain disebutkan : " Ada tiga hal yang apabila dilakukan akan dilindungi Allah dalam pemeliharaan-Nya, ditaburi rahmat-Nya dan dimasukkan-Nya kedalam surga-Nya yaitu : apabila diberi ia berterima kasih, apabila berkuasa ia suka memaafkan, dan apabila marah ia menahan diri (tak jadi marah) ." (R. Hakim dan ibnu hibban dari Ibnu abbas dalam Min Akhlaqin Nabi)
Saudaraku... memaafkan itu indah ..... tetapi meminta maaf itu lebih indah............
ya Allah.... Karunianilah kami sifat pemaaf, pengampun dan lapang dada. ya Allah... jadikanlah kami orang yang dapat menahan meluapnya kemarahan dan orang yang suka memaafkan orang lain. amin Allahuma Amin.
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda, "Tidak halal seorang muslim memutuskan hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga hari. Barangsiapa memutuskan hubungan lebih dari tiga hari dan meninggal, maka ia masuk neraka." (HR. AbuDawud).
Dari Abu Khirasy Al-Aslami ra., Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa memutuskan hubungan dengan saudaranya selama setahun maka ia seperti mengalirkan darahnya." (HR. Bukhari).
Cukup buruklah perilaku memutuskan hubungan ini, oleh karenanya Allah Swt. menolak memberikan ampunan kepada pelakunya.
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda, "Semua amal manusia diperlihatkan (kepada Allah) pada setiap Jumat (setiap pekan) dua kali; hari Senin dan hari Kamis. Maka setiap hamba yang beriman diampuni (dosanya) kecuali hamba yang di antara dirinya dengan saudaranya ada permusuhan. Difirmankan kepada malaikat, 'Tinggalkanlah atau tangguhkanlah (pengampunan untuk) dua orang ini, sehingga keduanya kembali berdamai.'" (HR. Muslim)
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid berpendapat, "Jika salah seorang dari keduanya bertaubat kepada Allah, ia harus bersilaturrahim kepada kawannya dan kemudian memberi salam. Jika ia telah melakukannya tetapi sang kawan menolak, maka ia telah lepas dari tanggungan dosa. Adapun kawannya yang menolak damai, maka dosa ini tetap ada padanya."
Dari Ayyub ra., Rasulullah saw. bersabda, "Tidak halal bagi seorang laki-laki memutuskan hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga malam. Saling berpapasan tapi yang ini membuang muka dan yang itu (juga) membuang muka. Yang terbaik di antara keduanya yaitu yang memulai salam." (HR. Bukhari)
SUBHANALLAH....
INDAHNYA saling MEMAAFKAN ^_^
(Source: FB Renna Kembali Menulis)